Rabu, 07 Desember 2016

KESAN DAN PESAN




v  Kesan

Hal pertama yang ingin saya sampaikan ketika pelaksanaan PKL PPG ini telah saya jalani selama kurang lebih 7 hari adalah ucapan syukur karena seluruh program kerja dapat terlaksana dengan cukup baik. Tidak hanya bermodalkan pengetahuan akademik yang kami dapatkan di bangku perkuliahan yang diterapkan disini, namun juga pengetahuan- pengetahuan hidup kita sehari-hari
Menurut saya pelaksanaan PKL PPG ini sangat berkesan membuat saya belajar banyak hal yakni kebersamaan, kekeluargaan, kekompakan dan solidaritas. Disini saya juga belajar untuk bersosialisasi, bagaimana bekerja dalam tim serta belajar bertanggung jawab dalam suatu hal.
Selama PKL saya merasakan ada di tengah-tengah keluarga dimana itu adalah keluarga yang baru. perbedaan dimana masing-masing individu ingin terlihat menonjol dapat terhapuskan dengan kebersamaan yang tak kunjung usai hingga PKL ini berakhir. Pengalaman baru dengan lingkungan dan manusia serta cuaca yang berbeda menjadikan saya mengerti akan kehidupan yang dialami orang diluar keluarga saya yang sebenarnya.
Banyak orang bilang sangat sulit menempatkan gelas kaca dalam satu wadah tanpa ada gemerincing bunyi gesekan. Tapi inilah kelompok PKL PPG walaupun Cuma 7 hari Tak mudah rasanya saat harus hidup bersama dengan kalian. Ketidakpedulian, kepedulian, candaan, sindiran, hinaan, sanjungan, ocehan bercampur menjadi satu tapi itu menjadi kehangatan yang teristimewa.
keramahan dari warga sekitar lokasi membuat saya dan teman-teman yang lain merasa nyaman. Bapak kepala desa dan ibu kader serta warganya  membuat kami seakan-akan bagian dari mereka.terimah kasih buat bapak kepala desa dan ibu kader beserta warga desa watunggarandu.


 
v  Pesan

Untuk keluarga baruku PKL PPG semoga perjuangan kita selama ini tidak sis-sia dan menjadi berkah untuk kita semua. semoga kita semua menjadi orang-orang yang sukses. Tetap jaga silaturrahmi di antara kita. jangan lupakan kenangan yang telah kita buat meskipun hanya dalam hitungan hari. Tak lupa juga saya mewakili rekan-rekan mahasiswa  memohon maaf  yang sebesar besarnya kepada warga kecamatan lalunggasumeeto  jika selama ini ada kata-kata maupun tingkah laku yang tidak berkenaan.

Untuk kec. Lalunggasumeeto  tercinta, semoga tambah maju, selalu kompak dan tetap jaga solidaritas, jangan lupakan kami yang telah singgah walaupun hanya sebentar di kecamatan  ini. semoga kita bisa kembali lagi dikecamatan ini di tahun depan. Amin ya rabbal alamin

Jumat, 24 Juni 2016

PANGAN FUNGSIONAL

POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN GIZI
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar belakang

Hidup yang baik dan bermakna hanya dapat diwujudkan dengan hidup yang sehat.  Pepatah mengatakan bahwa kesehatan adalah harta yang paling berharga dalam hidup ini.Untuk mendapatkan hidup yang sehat dapat dilakukan dengan pola makan atau kebiasaan makan yang baik dan benar.Makanan merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup.Tanpa makanan, makhluk hidup tidak bisa untuk menjalankan kegiatan sehari-hari.Setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, tua muda, sakit sehat selalu membutuhkan makanan, dalam jenis dan porsi yang berbeda.
Kebutuhan akan makanan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Berawal dari istilah empat sehat lima sempurna, dimana setiap orang disarankan untuk memenuhi kebutuhan gizi melalui sumber karbohidrat (beras, ubi, gandum), lauk sebagai sumber protein dan lemak (ikan, tempe, tahu, daging dsb), sayur sebagai sumber vitamin, serat dan mineral, buah sebagai sumber vitamin dan mengonsumsi susu agar menjadi 5 sempurna. Namun demikian, empat sehat lima sempurna tidaklah harus dipenuhi, mengingat kebutuhan masing-masing orang akan berbeda misalnya orang yang megalami kegemukan (obese) tidak disarankan mengkonsumsi berbagai makanan yang berlemak.
Kebutuhan makanan bagi setiap orang kemudian bergeser menjadimenu seimbang, dalam artian, bahwa kebutuhan tiap individu tidak harus mengikuti empat sehat lima sempurna, namun disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Pergeseran kebutuhan makanan terjadi lagi, mengingat terjadi peningkatan penyakit seperti kanker, diabetes mellitus, jantung dan sebagainya.
Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran pangan masyarakat akan pentingnya hidup sehat, maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga semakin bergeser. Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen bukan saja yang mempunyai komposisi gizi yang baik serta kenampakan dan cita rasa yang menarik, tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh.
Saat ini banyak dipopulerkan bahan pangan yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu di dalam tubuh, misalnya untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan penyerapan kalsium, dan lain-lain. Saat ini telah banyak diketahui bahwa di dalam bahan pangan terdapat senyawa yang mempunyai peranan apenting bagi kesehatan.Senyawa tersebut mengandung komponen aktif yang mempunyai aktivitas fisiologis yang memberikan efek positif bagi kesehatan tubuh orang yang mengkonsumsinya. Istilah pangan fungsional merupakan nama yang paling dapat diterima semua pihak untuk segolongan makanan dan atau minuman yang mengandung bahan-bahan yang diperkirakan dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakitpenyakit tertentu.
Pangan fungsional dibedakan dari suplemen makanan dan obat berdasarkan penampakan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.Kalau obat fungsinya terhadap penyakit bersifat pengobatan (kuratif), maka pangan fungsinal hanya bersifat membantu pencegahan suatu penyakit (preventif).Sedangkan suplemen makanan adalah bahan pangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan bagi diet normal yang merupakan sumber gizi.
Kelompok senyawa yang dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu di dalam pangan fungsional adalah senyawa-senyawa alami di luar zat gizi dasar (karbohidrat, protein, dan lemak) yang terkandung dalam pangan yang bersangkutan, yaitu: serat makanan (dietary fiber), oligosakarida, gula alkohol (polyol), asam lemak tidak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids = PUFA), peptida dan protein tertentu, glikosida dan isoprenoid, polifenol dan isoflavon, kolin dan lesitin, bakteri asam laktat, phytosterol, vitamin dan mineral tertentu (Tarigan, 1986).
B.   Tujuan Penulisan
            Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Mendeskripsikan peran kedelai sebagai pangan fungsional.
2.      Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah penyakit jantung.
3.      Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah osteoporosis.
4.      Mendeskripsikan peran kedelai pada kejadian menopause.
5.      Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah kanker.
6.      Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah penyakit ginjal
7.      Mendeskripsikan peran  kedelai untuk mencegah diabetes mellitus
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Pangan Fungsional

 Pangan fungsional adalah pangan yang karena kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, diluar manfaat yang diberikan  oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalammya (The First Internasional Conferensi East- West Perspective on Fungsional Foods 1996 ).
   Pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung bahan-bahan yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, tidak membahayakan, dan bermanfaat bagi kesehatan (Wildman 2001). Pangan fungsional adalah pangan yang dapat memberikan  manfaat  kesehatan diluar zat-zat gizi dasar (The International  Food Information).
Pangan fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan  kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat  bagi kesehatan. Serta dikonsumsi  sebagai mana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna dan tekstur dan cita rasa yang dapat diterima  oleh konsumen, tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberikan efek samping pada jumlah  penggunaan yang dianjurkan  terhadap metabolisme zat gizi lainnya (Badan POM, 2001).
 Pangan Fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan di luar manfaat yang diberikan zat gizi yang terkandung di dalamnya.Dikenal dengan nutraceutical, designer food, medicinal food, therapeutic food, food ceutical dan medifood.
 Pangan fungsional adalah pangan yang memiliki tiga fungsi yaitu fungsi primer, artinya makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral); fungsi sekunder artinya makanan tersebut dapat diterima oleh konsumen secara sensoris dan fungsi tersier artinya makanan tersebut memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan, mengurangi terjadinya suatu penyakit dan menjaga metabolisme tubuh. Jadi pangan fungsional dikonsumsi bukan berupa obat (serbuk) tetapi dikonsumsi berbentuk makanan. Contoh makanan fungsional yaitu makanan yang mengandung bakteri yang berguna untuk tubuh: yoghurt, yakult, makanan yang mengandung serat, misalkan bekatul, tempe, gandum utuh, makanan yang mengandung senyawa bioaktif seperti teh (polifenol) untuk mencegah kanker, komponen sulfur (bawang) untuk menurunkan kolesterol, daidzein pada tempe untuk mencegah kanker, serat pangan (sayuran, buah, kacang-kacangan) untuk mencegah penyakit yang berkaitan dengan pencernaan.
B.    Syarat - Syarat Pangan Fungsional
 Menurut para ilmuwan Jepang, beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat dikatakan sebagai pangan fungsional adalah.
1.     Harus merupakan produk pangan (bukan berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan (ingredient) alami
2.      Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari – hari
3.     Mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan         
C.   Klasifikasi Pangan Fungsional
Klasifikasi penggolongan pangan fungsional menurut Juvan et al. 2005 adalah sebagai berikut.
1.    Berdasarkan golongan dari pangan tersebut (produk susu dan turunannya, minuman, produk sereal, produk kembang gula, minyak, dan lemak)
2.     Berdasarkan penyakit yang akan dihindari atau dicegah (diabetes, osteoporosis, kanker kolon)
3.     Berdasarkan efek fisiologis (imunologi, ketercernaan, aktivitas anti-tumor)
4.    Berdasarkan kategori komponen bioaktif (mineral, antioksidan, lipid, probiotik)
5.    Berdasarkan sifat organoleptik dan fisikokimia (warna, kelarutan,tekstur)
6.    Berdasarkan proses produksi yang digunakan (kromatografi, enkapsulasi, pembekuan).


D.   Kedelai
Tanaman kedelai telah diusahakan di Indonesia sejak tahun 1970. Sebagai bahan makanan kedelai banyak mengandung protein, lemak dan vitamin, sehingga tidak mengherankan bila kedelai mendapat julukan : gold from the soil/ emas yang muncul dari tanah (Ditjen Pertanian Tanaman Pangan, 1991). Berdasar warna kulitnya, kedelai dapat dibedakan atas kedelai putih, kedelai hitam, kedelai coklat dan kedelai hijau.Kedelai yang ditanam di Indonesia adalah kedelai kuning atau putih, hitam dan hijau. Perbedaan warna tersebut akan berpengaruh dalam penggunaan kedelai sebagai bahan pangan, misalnya untuk kecap digunakan kedelai hitam, putih atau kuning sedangkan susu kedelai dibuat dari kedelai kuning atau putih (Suliantari dan Winniati, 1990).
   Kacang kacangan merupakan sumber protein dan lemak nabati penting. Selain itu dikenal sebagai bahan pangan yang kaya akan zat gizi, telah diketahui bahwa kacang-kacangan (kedelai, kecipir dan lain-lain) juga mengandung komponen yang dapat merugikan kesehatan. Komponen tersebut dikenal dengan istilah zat anti gizi antara lain adalah tripsin inhibitor, hemaglutinin, asam fitat dan lainnya. (Marliyati, 1992)
            Kedelai termasuk salah satu sumber protein yang harganya relatif murah jika
dibandingkan dengan sumber protein hewani. Dari segi gizi kedelai utuh mengandung protein 35 - 38 % bahkan dalam varietas unggul kandungan protein dapat mencapai 40 - 44 % (Koswara, 1995).Komposisi zat gizi kedelai kering dan basah berbeda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Kedelai dalam 100 Gram
Zat Gizi
Kedelai Basah
Kedelai Kering
Energi (kkal)
286,0
331,0
Protein (g)
30,2
34,9
Lemak (g)
15,6
18,9
Karbohidrat (g)
30,1
34,8
Kalium (g)
196,0
227,0
Fosfor (g)
506,0
585,0
Besi (mg)
6,9
8,0
Vit. A (SI)
95,0
110,0
Vit. B (mg)
0,93
1,07
Air (g)
20,0
7,5
Sumber : Widya Karya Pangan dan gizi ( 2000 )

Bila dilihat dari komposisi kacang kacangan secara umum, maka sekitar 25% dari kalori (energi) yang terdapat dalam kacang-kacangan adalah protein.Kacang-kacangan biasanya kekurangan metionin, yaitu salah satu asam amino esensial yang diperlukan untuk membuat suatu protein lengkap (Winarno, 1993). Nilai protein kedelai jika difermentasi dan dimasak akan memiliki mutu yang lebih baik dari jenis kacang-kacangan lain. Disamping itu, protein kedelai merupakan satu-satunya leguminosa yang mengandung semua asam amino esensial (yang jumlahnya 8 buah atau 10 buah bila dimasukkan sistein dan tirosin) yang sangat diperlukan oleh tubuh.
            
              Tabel 2. Kandungan Asam Amino Esensial Kedelai Per 100 gr
Asam Amino Essensial
Kandungan/100 g
Isoleusin (mg)
47,3
Leusin (mg)
77,4
Lisin (mg)
56,9
Metionin (mg)
11,0
Sistin (mg)
8,6
Fenilalanin (mg)
49,4
Tirosin (mg)
32,3
Treonin (mg)
41,3
Triptophan (mg)
11,5
Valin (mg)
47,6
Sumber : Widya Karya Pangan dan gizi ( 2000 )

Protein kedelai juga memiliki kandungan lisin (asam amino esensial) dalam jumlah besar sehingga dapat menutupi kekurangan lisin yang biasanya terdapat pada beras dan jagung (Winarno, 1993). Perlu diketahui bahwa kedelai juga mempunyai kekurangan yaitu hanya mengandung sedikit asam amino metionin, selain itu kedelai juga mempunyai bau langu yang disebabkan oleh adanya aktivitas enzim lipoksigenase yang secara alami terdapat didalam kacang-kacangan (Muchtadi, 1992)

E.    Sifat Fungsional Kedelai

Disamping bernilai gizi tinggi, para peneliti menemukan bahwa kedelai mempunyai banyak efek menguntungkan kesehatan bila dikonsumsi. Kacang kedelai merupakan sumber proteitercerna  yang sangat  baik.  Meskipun kandungan vitamin (vitamin A, E, K dan beberapa jenis vitamin B) dan mineral (K, Fe, Zn dan P) di dalamnya tinggi, kedelai rendah dalam kandungan asam lemak jenuh, dengan 60 % kandungan asam lemak tidak jenuhnya terdiri atas asam linoleat dan linolenat, yang keduanya diketahui membantu kesehatan jantung. Kacang kedelai tidak mengandung kolesterol. Makanan dari kedelai juga bebas laktosa, yang sangat cocok bagi konsumen yang menderita lactose intolerant.
Pada bulan Oktober 1999, US FDA menyetujui klaim kesehatan yang menyatakan bahwa konsumsi 25 gram protein kedelai, sebagai bagian dari diet rendah lemak jenuh dan kolesterol, dapat mengurangi resiko penyakit jantung, yang merupakan penyebab kematian nomor satu di banyak negara maju. Hasil-hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kedelai dapat membantu meningkatkan kondisi penderita penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, diabetes, osteoporosis dan beberapa jenis kanker. Penelitian medis terkini sedang meneliti lebih lanjut potensi yang menguntungkan tersebut dan mekanisme kerjanya.

F.    Isoflavon Dalam Kedelai

Sejumlah senyawa dalam kedelai yang mempunyai efek bioaktif adalah senyawa- senyawa yang digolongkan sebagai phitokimia, antara lain asam phenolat, saponin, isoflavon dan phitosterol. Phitokimia berasal dari sumber nabati, dan merupakan senyawa non gizi yang mempunyai banyak efek menguntungkan bagi kesehatan. Kacang kedelai merupakan sumber isoflavon yang kaya, juga sumber phitokimia. Isoflavon membantu mengurangi resiko penyakit jantung koroner, simptom menopouse, penyakit prostat dan kanker.
Keuntungan tersebut berasal dari kemampuan isoflavon untuk mensubstitusi atau menutupi pengaruh estrogen pada tubuh. Agar estrogen mempunyai pengaruh, maka senyawa tersebut harus berikatan dengan reseptor estrogen pada sel manusia (seperti mekanisme kunci dan gembok). Isoflavon, karena mempunyai struktur kimia yang sangat mirip  estrogen (sering disebut  estrogen  alami)  mempunyai sifat  yang  cocok  dengan beberapa reseptor.
Isoflavon termasuk salah satu jenis polifenol atau flavonoid. Molekul ini juga bersifat  sebagai  fitoesterogen  kerena  kemampuannya  berinteraksi  dengan  reseptor estrogen pada selPada  umumnya  isoflavon  terdapat  dalam  tanaman  kacang-kacangan,  dengan kandungan yang cukup besar, yaitu sekitar 0,25 %. Dalam kedelai, isoflavon terdapat dalam bentuk glikosida, yang terdiri dari 64% genistin, 23% daidzin, dan 13 % glisitin. Sedangkan yang dominan dalam kedelai yang mengalami fermentasi adalah aglikon. Bentuk glikosida dipertahankan oleh tanaman sebagai bentuk inaktif dan bersifat sebagai antioksidan. Bentuk aktif dari glikosida adalah aglikon, yang dihasilkan dari pelepasa glukosa dari glikosida. Dalam pencernaan glukosa dilepaskan dari glikosida oleh enzim glukosidase dalam lumen usus kecil.
Isoflavon kedelai tergolong dalam fitoestrogen nonsteroidal, yang terbukti mempunyai sifat potensial dalam perlindungan dan pencegahan terhadap beberapa penyakit degeneratif, yaitu kardiovaskular, kanker dan osteoporosis. Hasil penelitian pada tahun 1999 menunjukkan bahwa pesien-pesien yang menderita hiperkolesterolemik akan menurun kadar total kolesterol dan trigliserida darahnya dengan mengkonsumsi isoflavon dalam  dietnyselama  9  minggu.  Hasil-hasipenelitian  lainnymenunjukkan bahwa isoflavon dalam kedelai dapat mencegah penyakit jantung koroner dengan cara menurunkan kadar kolesterol total, LDL, IDL dan VLDL, serta meningkatkan LDL. Karena bersifat antioksidan, genistein dan daidzein dapat melindungi LDL dari oksidasi, sehingga mencegah timbulnya aterosklerosisi dari LDL yang teroksidasi. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa isoflavon kedelai dapat menghambat timbulnya trombin dan aktivasi platelet yang dapat menimbulkan thrombosis dan eggregrasi (penggumpalan) sel darah merah.

1.    Penyerapan dan Absorpsi Isoflavon
Bentuk  isoflavon  utama  yang  dijumpai  dalam  kedelai  adalah  genistein  dan daidzein dan masing-masing bentuk   -glikosidanya yaitu  genistin dan daidzin. Bentuk   - glikosida akan terlepas setelah hidrolisa oleh enzim usus yaitu glukosidase yang selanjutnya diserap atau dimetabolisme lebih lanjut menjadi berbagai jenis metabolit spesifik.

2.    Ketersediaan Biologis Isoflavon
Kadar isoflavon dalam produk-produk kedelai dapat bervariasi tergantung jenis kedelai, kondisi pertumbuhan, cara pengolahan dan faktor-faktor lainnya. Tidak semua produk kedelai mengandung genistin dan daidzin, karena keduanya dapat hilang selama pengolahan. Tetapi, isoflavon ketersediaan biologisnya sangat tinggi jika dikonsumsi manusia, baik sebagai makanan maupun food suplemen

3.    Isoflavon dalam Produk Kedelai

Phitokimia merupakan senyawa dari tanaman yang mempunyai kemampuan biologis aktif baik pada hewan percobaan atau manusia yang mengkonsumsinya. Salah satu senyawa phitokimia adalah isoflavon. Senyawa tersebut terdapat dalam kacang- kacangan dalam jumlah yang bervariasi, tetapi satu-satunya sumber pangan berisoflavon tinggi bagi manusia adalah kedelai. Isoflavon merupakan phitoestrogen dan mempunyai struktur kimia yang mirip dengan hormon estrogen. Jika dikonsumsi oleh hewan percobaan atau manusia, isoflavon akan menghasilkan efek estrogen lemah. Dua jenis isoflavon utama dalam kedelai adalah genistein dan daidzein dan masing-masing dengan glikosidanya. Sebagian besar isoflavon dalam kedelai terdapat dalam bentuk glikosida, yaitu genistein dan daidzein.
Makanan yang terbuat dari kedelai mempunyai jumlah isoflavon yang bervariasi, tergantung bagaimana mereka diproses. Makanan dari kedelai seperti tahu, susu kedelai, tepung kedelai dan kedelai utuh mempunyai kandungan isoflavon berkisar antara 130 – 380  mg/100  gramKecap  dan  minyak  kedelai  tidak  mengandung isoflavon. Produk kedelai yang digunakan sebagai bahan tambahan pangan, seperti isalat dan konsentrat protein kedelai mempunyai kandungan isoflavon yang bervariasi, tergantung bagaimana proses pengolahannya. Misalnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alkohol dalam proses ekstraksi menghasilkan kadar isoflavon yang rendah. Tabel 2. menunjukkan kadar isoflavon beberapa produk olahan kedelai.
Tabel 2. Produk pangan dari kedelai dan kadar isoflavon total (Data dari USDA Iowa
State University Database on the Isoflavone Content of Food, 1999)
Produk Olahan Kedelai
Kadar Isoflavon (mg/100g bdd)
Miso
Miso soup mix, dry
Soymilk
Soybean butter
Soybean oil
Soy flour, full fat, roasted
Soy protein isolate
Tempeh burger
Tofu (Mori-Nu, silken, firm)
Tofu (Vitasoy, silken, soft)
2.55
0.39
9.56
0.57
0.00
198.95
97.43
3.00
7.91
33.17

Isoflavon kedelai dapat di metabolisme oleh mikroflora saluran pencernaan. Asam lambung juga  didugmembantu proses ini.  Bagian  gula  dihilangkan dari  glikosida, menghasilkan bentuk aktif genistein dan daidzein, yang kemudian diserap usus halus. Tetapi, isoflavon juga dapat didegradasi oleh mikroflora usus menghasilkan metabalit- metabalit yang lain. Daidzein lebih dapat dicerna atau dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan genistein, karena mempunyai waktu yang lebih lama bertahan dalam usus halus. Genistein didegradasi dua kali lebih cepat, sehingga lebih sedikit yang dapat diserap. Meskipun demikian, beberapa produk hasil metabolismenya kemungkinan juga bermanfaat bagi kesehatan.
Kedelai telah menjadi makanan sehari-hari penduduk Asia. Pada sebagian besar negara Asia, konsumsi isoflavon diperkirakan antara 25 45 mg/hari. Jepang merupakan negara yang mengkonsumsi isoflavon terbesar, diperkirakan konsumsi harian orang Jepang adalah 200 mg/hari. Di negara-negara Barat konsumsinya kurang dari mg isoflavon per hari.
4.     Efek Fisiologis Isoflavon
Hasil-hasil penelitian di berbagai bidang kesehatan telah membuktikan bahwa konsumsi produk-produk kedelai berperan penting dalam menurunkan resiko terkena penyakit. Isoflavon dalam kedelai telah dipelajari untuk menjelaskan efek fisiologis dari kedelai tersebut. Ternyata, dalam beberapa kasus penyakit, isoflavon merupakan faktor kunci dalam kedelai sehingga memiliki potensi memerangi penyakit tertentu.
Isoflavon kedelai dapat menurunkan resiko penyakit jantung dengan membantu menurunkan kadar kolesterol darah. Protein kedelai telah terbukti mempunyai efek menurunkan kolesterol, yang dipercaya karena adanya isaoflavon di dalam protein tersebut. Penelitian menggunakan monyet rhesus menunjukkan bahwa protein kedelai yang mengandung isoflavon secara nyata menurunkan kadar kolesterol dibandingkan dengan protein kedelai tanpa kolesterol.
Studi  epidemologtelah  membuktikan bahwa  masyarakat  yang  secara  teratur mengkonsumsi makanan dari kedelai, memiliki kasus kanker payudara, kolon dan prostat yang lebih rendah. Mereka terutama jarang terkena kanker yang berhubungan dengan hormon. Bukti ini telah mendorong para peneliti untuk meneliti kemungkinan pengaruh phitoestrogen terhadap resiko kanker. Wanita dengan produksi hormon estrogen yang berlebihan mempunyai resiko terkena kanker payudara. Phitoestrogen mempunyai efek estrogen yang lemah, dan dapat berikatan dengan reseptor estrogen. Secara teoritis hal ini berarti isoflavon (phitoestrogen) bertindak sebagai anti-estrogen, sehingga menurunkan resiko kanker.
Isoflavon kedelai juga terbukti, melalui penelitian in vitro dapat menghambat enzim tirosin kinase, oleh karena itu dapat menghambat perkembangan sel-sel kanker dan angiogenesis. Hal ini berarti suatu tumor tidak dapat membuat pembuluh darah baru, sehingga tidak dapat tumbuh. Penelitian in vitro yanglain menunjukkan bahwa genistein menghambat pertumbuhan sel kanker prostat dan sel kanker payudara manusia. Genistein juga mempunyai aktivitas anti oksidan, yang berperan dalam kemampuannya sebagai zat anti karsinogen.
Peranan isoflavon dalam membantu menurunkan osteoporosis juga telah diteliti. Konsumsi protein kedelai dengan isoflavon telah terbukti dapat mencegah kerapuhan tulang pada tikus yang digunakan sebagai model untuk penelitian osteoporosis. Studi yang lain menunjukkan hasil yang sama pada saat menggunakan genistein saja. Ipriflavone, obat yang dimetabolisme menjadi daidzein telah terbukti dapat menghambat kehilangan kalsium melalui urine pada wanita post monopouse.
Produk  kedela yan mengandung  isoflavon   dapa membantu  pengobatan simptom monopouse. Pada wanita yang memproduksi sedikit estrogen, isoflavon (phitoestrogen) dapat menghasilkan cukup aktivitas estrogen untuk mengatasi simptom akibat monopouse, misalnya hat flashes. Suatu penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi 48 gram tepung kedelai per hari mengalami hot flashes 40 % lebih rendah. Dari segi epidemologi, wanita Jepang yang konsumsi isoflavonnya tinggi jarang dijumpai simptom post monopousal.
Hal  yang  perlu  diingat  adalah  bahwa  selama  ini  efek  jangka  panjang  dari isoflavon terjadi karena bahan tersebut terkandung didalam produk-produk kedelai. Produk-produk kedelai tersebut telah dikonsumsi selama ribuan tahun dan terbukti aman. Tetapi, saaini telah banyak laboratorium mengekstrak isoflavon dan  dijual sebagai suplemen di toko-toko kesehatan. Dalam bentuk murni tersebut aturan dan akibatnya belum  jelas.  Jadi,  cara  terbaik  untuk  mendapatkan  khasiat  isoflavon  adalah  dengan menikmati produk-produk hasil olahan kedelai.